Tulisan Bebas: Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama : Sendy Octaviani
Putri
N.P.M. : 16210444
Kelas : 3EA13
Bentuk Penghormatan
Saya kepada Udztad Jeffry (UJe)
Oleh Sendy Octaviani Putri
Kalau saya boleh
jujur, pada awalnya saya sempat tidak percaya dengan apa yang telah saya lihat
dan dengar di televisi mengenai berita tentang meninggalnya Udztad Jeffry atau
yang lebih dikenal publik dengan nama panggilannya, yaitu UJe.
Ketika pagi hari
di hari Jum’at kelabu itu, ibu saya membangunkan saya dan tiba-tiba berkata,
“Kakak kalau naik motor sekarang hati-hati ya,
mama baru lihat di tivi tentang berita Udztad Jeffry meninggal karena
kecelakaan motor.” Saya yang biasanya ketika dibangunkan secara tiba-tiba
seperti itu bisa dipastikan hanya akan menggeliat di tempat tidur kemudian
kembali memeluk guling dengan erat dan melanjutkan waktu tidur yang sempat di
interupsi, namun kali ini berbeda, saya langsung bangun dari tempat tidur dan
bergegas menuju ke arah televisi untuk mengecek kebenaran berita tersebut, dan
benar saja, saat saya menyaksikan sebuah channel tv, banyak berita televisi
yang tengah menayangkan kronologis kecelakaan yang dialami oleh Udztad Jeffry,
“Innalillahi wa innailaihi raji’un” sangking hebohnya dari tadi mendengar
berita tersebut saya sampai telat mengucap kalimat tersebut.
Saya pribadi
turut bersedih atas kejadian ini, karena saya sendiri pernah mendengar Almarhum
berceramah secara langsung ketika saya masih duduk di bangku SMA. Sebagai
generasi muda, banyak dari kita yang tidak bisa mengingkari bahwa setiap
jiwa-jiwa muda pasti agak malas jika harus duduk berlama-lama mendengar
ceramah, hal ini bisa dibuktikan dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang
menghadiri mata kuliah Pendidikan Agama Islam ketika saya sudah duduk di bangku
kuliah sekarang ini, menyedihkan memang. Bukannya saya bermaksud sombong, tapi
saya sendiri bukanlah tipe mahasiswi yang sering titip absen, saya bisa
dibilang sangat rajin menghadiri kelas, saya selalu memegang prinsip, “Lebih
baik mendengarkan dari dosen langsung dari pada harus meminjam catatan teman.”
karena pada umumnya manusia lebih mudah mengingat sesuatu berdasarkan memori
suara dibandingkan dengan apa yang ia baca. Sewaktu semester 1, mata kuliah
Pendidikan Agama Islam di letakkkan di jam mata kuliah akhir, ketika mata
kuliah sebelum PAI selesai, banyak mahasiswa yang sudah meninggalkan kelas, dan
hanya menyisakan beberapa orang mahasiswa, jadi ketika dosen Pendidikan Agama
Islam masuk ke dalam kelas, yang diajar oleh beliau hanyalah tersisa beberapa
orang mahasiswa, saya kasihan melihatnya, mungkin dosen saya beranggapan, yang
terpenting adalah kualitas pengajarannya, bukan banyaknya mahasiswa yang hadir,
tapi saya sedih melihat kenyataan yang ada, saya akui, saya bukanlah orang yang
terlampau relijuis, tapi dengan melihat ini, bisa ditebak seberapa tipisnya
proteksi agama yang dimiliki oleh generasi muda masa kini, karena ilmu tanpa
agama bagaikan seoang pria buta tanpa tongkat, dan begitupun sebaliknya. Tanda
tanya besar menempel di kepala saya, mau dibawa kemana bangsa ini jika generasi
mudanya saja malas hadir di kelas agama dan justru memilih menghabiskan waktu
di area parkiran kampus sambil merokok? Saya tidak bermaksud menghakimi
teman-teman sekelas saya, hanya saja, hal ini membuat saya penasaran dan bertanya
kepada beberapa teman sekelas saya yang sering membolos pada mata kuliah agama,
beberapa dari mereka dengan santai menjawab, “Kita udah belajar agama sejak SD hingga SMA, bahkan malahan udah ada yang
bisa membaca iqro dari sebelum TK, apa perlu kita mempelajari agama lagi? Toh kita udah tau mana yang benar
dan mana yang salah, ini hanya masalah pilihan, gue sendiri memutuskan untuk nggak
ikut pelajaran agama, lantas apa dengan duduk manis sepanjang perkuliahan agama
dan mengisi absensi kita akan langsung jadi orang soleh? Hadir atau nggak hadirnya gue nggak akan terlalu
berpengaruh besar ke diri gue, kalo
menurut gue ya.. kita tahu ini salah,
tapi kita ini udah besar, nggak ada yang bisa ngelarang atau nyuruh-nyuruh
kita lagi, yang akan bertanggung jawab
atas diri gue sendiri ya gue, gue tahu itu.” Begitulah kira-kira jawaban yang terlontar, sebagian
dari jawaban tersebut mungkin memang tidak bisa disalahkan, namun jawaban
tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalau menurut saya, menyesatkan diri dengan
memilih jalan yang buruk itu namanya bukanlah pilihan tapi menyesatkan diri,
yang dinamakan dengan pilihan yang sebenarnya adalah memilih yang terbaik
diantara yang baik.
Mungkin yang
mereka maksud adalah, ketika mereka mendengarkan mata kuliah agama, mereka
sudah mengerti inti dari pembelajaran agama itu sendiri, yaitu mengajarkan
kebajikan, yang mereka harapkan sebenarnya mungkin lebih ke arah bagaimana
pelajaran agama bisa dikemas menjadi lebih menarik untuk disimak, hal itulah
yang mampu disajikan dengan sangat apik oleh Udztad Jeffry, ceramah yang
disampaikan oleh Almarhum sangat menyentuh kalbu, selain itu ceramahnya selalu
diselingi dengan canda gurau yang membuat pendengarnya tidak merasa bosan, saya
berkata seperti ini bukan sebagai mahasiswi yang tengah mencoba menyelesaikan
tugas tulisan bebas yang diperintahkan oleh Bu dosen, tapi semata-mata sebagai
seorang umat yang pernah mendengar secara langsung dan mengamati bagaimana cara
Almarhum berceramah. Kalau boleh jujur, saya biasanya tidak betah berlama-lama
duduk mendengarkan ceramah (kecuali untuk keperluan tugas sekolah), pasti ada
saja hal yang saya lakukan sembari mengisi waktu mendengarkan ceramah tersebut,
misalnya sambil memainkan handphone, ini memang tidak pantas ditiru, namun tak
jarang beberapa orang tua melakukan hal yang sama. Tetapi berbeda dengan saat
ketika saya mendengarkan ceramah dari Udztad Jeffry dan kawan-kawannya (pada
waktu kunjungan Udztad Jeffry ke SMA saya, Almarhum turut membawa beberapa
rekan penceramah bersamanya), ketika itu saya duduk di bangku barisan depan
bersama beberapa teman saya, saya begitu terlarut dengan ceramah yang
disampaikan oleh Almarhum, saya tidak melewatkan satu momen pun ketika itu,
saya bahkan tidak berani ke kamar kecil. Ceramah yang disampaikan begitu
mengalir, layaknya seorang teman yang tengah membagikan cerita kepada teman
lainnya, tidak berkesan menggurui. Benar-benar seperti mendengar anak muda
tengah berceramah, hanya saja yang membedakan adalah Almarhum menyampaikannya
dari atas panggung. Pembawaan Almarhum yang hangat sangat terpancar kala itu,
tak heran kini kita bisa melihat banyaknya orang yang menghadiri pemakaman
Almarhum, mereka adalah contoh kecil dari orang-orang yang tergerak hatinya
ketika mendengar ceramah yang disampaikan oleh Almarhum. Namun kini sosok
hangat itu telah berpulang ke Rahmatullah, kita hanya bisa berdoa semoga
Almarhum ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya. Amiin Ya Rabbal Alamiin.
Selamat jalan Udztad Jeffry.
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
BalasHapusBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT