Powered By Blogger

Senin, 23 Desember 2013

Resensi Buku/Novel Terjemahan Bahasa Indonesia Harry Potter 7: Harry Potter dan Relikui Kematian (Harry Potter and the Deathly Hallows)

Resensi Buku/Novel Terjemahan Bahasa Indonesia Harry Potter 7: Harry Potter dan Relikui Kematian (Harry Potter and the Deathly Hallows)

Nama  : Sendy Octaviani Putri
N.P.M.: 16210444
Kelas   : 3EA13

 



Resensi Buku Harry Potter 7: Harry Potter and the Deathly Hallows
Oleh: Sendy Octaviani Putri
Harry Potter merupakan salah satu buku novel fiksi terlaris di dunia sepanjang sejarah karangan J.K. Rowling, buku ini telah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa di seluruh dunia dengan angka penjualan yang fantastis di setiap Negara tersebut. Seri Harry Potter sendiri terdiri dari 7 buah buku, buku yang pertama berjudul Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Batu Bertuah), meskipun di negara asalnya sendiri, yaitu Britania Raya, buku pertama ini memiliki judul yang sedikit berbeda, yaitu Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Buku kedua berjudul Harry Potter and the Chamber of Secrets (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Kamar Rahasia). Buku ketiga berjudul Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Tahanan Azkaban). Buku keempat berjudul Harry Potter and the Goblet of Fire (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Piala Api). Buku kelima berjudul Harry Potter and the Order of the Phoenix (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Orde Phoenix). Buku keenam berjudul Harry Potter and the Half-Blood Prince (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran). Dan buku ketujuh sekaligus yang terakhir dari serinya diberi judul Harry Potter and the Deathly Hallows (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Relikui Kematian). Saya sendiri merupakan penggemar berat Harry Potter, terhitung sejak masih duduk di bangku sekolah  dasar hingga judul terakhir di film-kan hingga dibagi menjadi 2 part (2 bagian) ketika saya sudah duduk di tingkat 2 bangku kuliah. Koleksi Harry Potter saya pun cukup banyak menumpuk dirumah, mulai dari novel Harry Potter, kaos-kaos, replika tongkat sihir, mini-statue of Harry Potter, replika firebolt (sapu terbang Harry Potter), kalung berbandul Golden Snitch, majalah-majalah, poster-poster, bookmarks, kalendar, dan lain-lain. Ya.. saya memang penggemar berat Harry Potter, tanyakan saja tentang mata uang Harry Potter, atau hal-hal remeh lainnya tentang Harry Potter, InsyaAllah saya bisa menjawabnya dengan baik J
Dalam kesempatan kali ini saya hanya akan melakukan resensi pada buku terakhir yang merupakan final dan akhir cerita dari perjalanan epik Harry Potter. Sedih memang ketika anda mengetahui buku yang tumbuh besar seiring dengan pertumbuhan anda tiba-tiba harus diakhiri, namun ini yang terbaik bagi Harry Potter, jika kisahnya masih harus dituangkan ke dalam beberapa buku lagi mungkin sang tokoh utama ini belum akan mencapai kebahagiannya dan masih harus melalui lebih banyak rintangan. Buku ketujuh (Harry Potter dan Relikui Kematian) ini memiliki tebal 999 halaman + 9 halaman (tentang pengarang, awards, dan koleksi buku Harry Potter terdahulu maupun buku pelengkapnya). Di terbitkan tahun 2007, saya ingat pertama kali membeli buku ini adalah ketika saya masih duduk di kelas satu SMA. Buku terakhir ini terdiri dari 36 bab ditambah 1 epilog yang terdiri dari 9 halaman berisi kisah Harry Potter yang telah memiliki 3 orang anak; James, Albus-Severus, dan Lily.
Cerita ini diawali dengan pertemuan anggota Death Eaters menghadap Lord Voldemort yang diadakan dirumah keluarga Malfoy, mereka membicarakan mengenai penyerangan yang akan mereka lakukan kepada Harry Potter ketika Harry telah melewati umur 17 tahun yang di dunia sihir berarti sudah tidak memiliki perlindungan sihir bawaan. Di sisi lain, anggota Orde Phoenix tengah merencanakan cara terbaik untuk membawa Harry ke tempat yang aman agar terhindar dari serangan Voldemort dan anak buahnya.
Malamnya, operasi pemindahan Harry ke tempat yang aman segera dilakukan, untuk mengecoh Voldemort dan Death Eaters, maka dibuatlah beberapa kloning Harry, sementara Harry yang asli di bawa oleh Hagrid. Di tengah perjalanan, rombongan Harry diserang oleh kelompok Death Eaters, pada akhirnya Harry berhasil selamat sampai ke The Burrow (rumah keluarga Weasley yang menjadi tujuan akhir), namun banyak yang menjadi korban dalam peristiwa malam hari itu, Hedwig burung hantu betina miliki Harry mati saat berusaha melindungi tuannya dari mantra yang dilancarkan oleh salah seorang anggota Death Eaters, Prof. Mad-Eye Moody juga meninggal karena peristiwa itu. Setelah peristiwa itu dunia sihir terus dirundung awan gelap, pesta pernikahan kakak Ron di the Burrow diserang, Harry, Hermione, dan Ron pun terpaksa pergi mencari tempat perlindungan lain. Dalam perjalanan itu mereka terus mencari tahu tentang Horcrux dan misteri yang ditinggalkan oleh Prof. Dumbledore kepada mereka bertiga, banyak hal yang mereka lalui sampai pada akhirnya mereka kembali ke Hogwarts, karena merasa ada Horcrux penting di dalamnya. Lord Voldemort bisa merasakan kehadiran Harry didekatnnya, ia juga telah mengetahui bahwa Harry dan kedua temannya tengah berdada dalam misi untuk menghancurkan Horcrux-horcrux miliknya, ia bisa merasakan sebagian dari jiwanya lenyap saat satu demi satu horcrux miliknya dihancurkan. Pertemuan antara Harry dan Lord Voldemort pun tak bisa ter-elakkan, Lord Voldemort mengira ia telah berhasil membunuh Harry dengan tangannya sendiri saat ia berduel dengan Harry, namun pada kenyataannya, yang dihancurkan oleh Voldemort adalah jiwa Voldemort sendiri yang terpecah ke dalam jiwa Harry saat pertama kali ia mencoba untuk menghabisi keluarga Potter. Jadi bisa dikatakan bahwa Harry adalah Horcrux yang tidak sengaja dibuat oleh Voldemort, jadi ketika voldemort mengira telah berhasil membunuh Harry, sebenarnya Voldemort telah membunuh jiwanya sendiri yang ada di dalam Harry (itu sebabnya pikiran Harry bisa terhubung dengan pikiran Voldemort dan Harry bisa berbicara dalam Parseltongue, padahal ia bukan keturuan Salazar Slytherin). Jasad Harry di bopong oleh Hagrid yang menangis tersedu-sedu, diiringi dengan arak-arakan Voldemort dan anak buahnya yang tersenyum-senyum menikmati kemenangan sementara itu. Pada saat Voldemort tengah mengumumkan kemenangannya kepada orang-orang yang tengah berada di Hogwarts, tiba-tiba Harry terbangun dari gendongan Hagrid dan diiringi oleh sorak-sorai dari orang-orang yang merasa bahagia mengetahui bahwa pahlawan mereka masih hidup. Voldemort dan Harry pun terlibat dalam duel lagi, namun dalam duel kali ini tentu saja dimenangkan oleh Harry, karena tongkat Elder yang dicuri oleh Voldemort dari makan Albus Dumbledore bukan milik Voldemort, namun milik Harry, sehingga ketika Voldemort yang menggunakannya, maka tongkat tersebut tidak akan patuh sepenuhnya jika harus menyerang pemilik sah-nya. Karena tidak ingin ada korban lagi karena keserakahan dari kekuatan tongkat elder, maka Harry memutuskan untuk membuang tongkat tersebut.
Epilog: Setting maju hingga 19 tahun kemudian
Harry telah menikah dengan Ginny dan memiliki 3 orang anak: James (diambil dari nama ayah Harry), Albus-Severus (diambil dari nama 2 kepala sekolah Hogwarts yang sangat dikagumi Harry), dan Lily (diambil dari nama ibu Harry)
Hermione dan Ron pun akhirnya menikah juga dan memiliki 2 orang anak: Rose (seumuran dengan anak kedua Harry), dan Hugo (seumuran dengan anak ketiga Harry)
Setelah kejadian duel besar dengan Lord Voldemort tersebut, kehidupan Harry berjalan layaknya orang normal, ia memiliki keluarga yang bahagia, istri yang baik, anak-anak yang manis, teman-teman yang selalu setia, dan yang terpenting, luka di kening Harry tidak pernah berdenyut sakit lagi. Semuanya kini telah baik-baik saja bagi Harry.

1 komentar:

  1. berapa BAB di Buku Kelima Tolong Minta bantuannya untuk menjawab

    BalasHapus