Nama: Sendy Octaviani Putri
N.P.M.: 16210444
Kelas: 3EA13
Resensi Buku Harry Potter 7: Harry Potter and the Deathly
Hallows
Oleh: Sendy Octaviani Putri
Harry Potter merupakan salah satu buku novel fiksi terlaris
di dunia sepanjang sejarah karangan J.K. Rowling, buku ini telah diterjemahkan
ke lebih dari 50 bahasa di seluruh dunia dengan angka penjualan yang fantastis
di setiap Negara tersebut. Seri Harry Potter sendiri terdiri dari 7 buah buku,
buku yang pertama berjudul Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Batu Bertuah), meskipun di
negara asalnya sendiri, yaitu Britania Raya, buku pertama ini memiliki judul
yang sedikit berbeda, yaitu Harry Potter and the Philosopher’s Stone. Buku
kedua berjudul Harry Potter and the Chamber of Secrets (diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Kamar Rahasia). Buku ketiga berjudul
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia menjadi Harry Potter dan Tahanan Azkaban). Buku keempat berjudul
Harry Potter and the Goblet of Fire (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
menjadi Harry Potter dan Piala Api). Buku kelima berjudul Harry Potter and the
Order of the Phoenix (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry
Potter dan Orde Phoenix). Buku keenam berjudul Harry Potter and the Half-Blood
Prince (diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan
Pangeran Berdarah Campuran). Dan buku ketujuh sekaligus yang terakhir dari
serinya diberi judul Harry Potter and the Deathly Hallows (diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Relikui Kematian). Saya
sendiri merupakan penggemar berat Harry Potter, terhitung sejak masih duduk di
bangku sekolah dasar hingga judul
terakhir di film-kan hingga dibagi menjadi 2 part (2 bagian) ketika saya sudah
duduk di tingkat 2 bangku kuliah. Koleksi Harry Potter saya pun cukup banyak
menumpuk dirumah, mulai dari novel Harry Potter, kaos-kaos, replika tongkat
sihir, mini-statue of Harry Potter,
replika firebolt (sapu terbang Harry Potter), kalung berbandul Golden Snitch,
majalah-majalah, poster-poster, bookmarks,
kalendar, dan lain-lain. Ya.. saya memang penggemar berat Harry Potter,
tanyakan saja tentang mata uang Harry Potter, atau hal-hal remeh lainnya
tentang Harry Potter, InsyaAllah saya bisa menjawabnya dengan baik J
Dalam kesempatan kali ini saya hanya akan melakukan resensi
pada buku terakhir yang merupakan final dan akhir cerita dari perjalanan epik
Harry Potter. Sedih memang ketika anda mengetahui buku yang tumbuh besar
seiring dengan pertumbuhan anda tiba-tiba harus diakhiri, namun ini yang
terbaik bagi Harry Potter, jika kisahnya masih harus dituangkan ke dalam
beberapa buku lagi mungkin sang tokoh utama ini belum akan mencapai
kebahagiannya dan masih harus melalui lebih banyak rintangan. Buku ketujuh
(Harry Potter dan Relikui Kematian) ini memiliki tebal 999 halaman + 9 halaman
(tentang pengarang, awards, dan koleksi buku Harry Potter terdahulu maupun buku
pelengkapnya). Di terbitkan tahun 2007, saya ingat pertama kali membeli buku ini
adalah ketika saya masih duduk di kelas satu SMA. Buku terakhir ini terdiri
dari 36 bab ditambah 1 epilog yang terdiri dari 9 halaman berisi kisah Harry
Potter yang telah memiliki 3 orang anak; James, Albus-Severus, dan Lily.
Cerita ini diawali dengan pertemuan anggota Death Eaters
menghadap Lord Voldemort yang diadakan dirumah keluarga Malfoy, mereka
membicarakan mengenai penyerangan yang akan mereka lakukan kepada Harry Potter
ketika Harry telah melewati umur 17 tahun yang di dunia sihir berarti sudah tidak
memiliki perlindungan sihir bawaan. Di sisi lain, anggota Orde Phoenix tengah
merencanakan cara terbaik untuk membawa Harry ke tempat yang aman agar
terhindar dari serangan Voldemort dan anak buahnya.
Malamnya, operasi pemindahan Harry ke tempat yang aman
segera dilakukan, untuk mengecoh Voldemort dan Death Eaters, maka dibuatlah
beberapa kloning Harry, sementara Harry yang asli di bawa oleh Hagrid. Di
tengah perjalanan, rombongan Harry diserang oleh kelompok Death Eaters, pada
akhirnya Harry berhasil selamat sampai ke The Burrow (rumah keluarga Weasley
yang menjadi tujuan akhir), namun banyak yang menjadi korban dalam peristiwa
malam hari itu, Hedwig burung hantu betina miliki Harry mati saat berusaha
melindungi tuannya dari mantra yang dilancarkan oleh salah seorang anggota
Death Eaters, Prof. Mad-Eye Moody juga meninggal karena peristiwa itu. Setelah
peristiwa itu dunia sihir terus dirundung awan gelap, pesta pernikahan kakak
Ron di the Burrow diserang, Harry, Hermione, dan Ron pun terpaksa pergi mencari
tempat perlindungan lain. Dalam perjalanan itu mereka terus mencari tahu
tentang Horcrux dan misteri yang ditinggalkan oleh Prof. Dumbledore kepada
mereka bertiga, banyak hal yang mereka lalui sampai pada akhirnya mereka
kembali ke Hogwarts, karena merasa ada Horcrux penting di dalamnya. Lord
Voldemort bisa merasakan kehadiran Harry didekatnnya, ia juga telah mengetahui
bahwa Harry dan kedua temannya tengah berdada dalam misi untuk menghancurkan
Horcrux-horcrux miliknya, ia bisa merasakan sebagian dari jiwanya lenyap saat
satu demi satu horcrux miliknya dihancurkan. Pertemuan antara Harry dan Lord
Voldemort pun tak bisa ter-elakkan, Lord Voldemort mengira ia telah berhasil
membunuh Harry dengan tangannya sendiri saat ia berduel dengan Harry, namun pada
kenyataannya, yang dihancurkan oleh Voldemort adalah jiwa Voldemort sendiri
yang terpecah ke dalam jiwa Harry saat pertama kali ia mencoba untuk menghabisi
keluarga Potter. Jadi bisa dikatakan bahwa Harry adalah Horcrux yang tidak
sengaja dibuat oleh Voldemort, jadi ketika voldemort mengira telah berhasil
membunuh Harry, sebenarnya Voldemort telah membunuh jiwanya sendiri yang ada di
dalam Harry (itu sebabnya pikiran Harry bisa terhubung dengan pikiran Voldemort
dan Harry bisa berbicara dalam Parseltongue, padahal ia bukan keturuan Salazar
Slytherin). Jasad Harry di bopong oleh Hagrid yang menangis tersedu-sedu,
diiringi dengan arak-arakan Voldemort dan anak buahnya yang tersenyum-senyum
menikmati kemenangan sementara itu. Pada saat Voldemort tengah mengumumkan
kemenangannya kepada orang-orang yang tengah berada di Hogwarts, tiba-tiba
Harry terbangun dari gendongan Hagrid dan diiringi oleh sorak-sorai dari
orang-orang yang merasa bahagia mengetahui bahwa pahlawan mereka masih hidup.
Voldemort dan Harry pun terlibat dalam duel lagi, namun dalam duel kali ini
tentu saja dimenangkan oleh Harry, karena tongkat Elder yang dicuri oleh
Voldemort dari makan Albus Dumbledore bukan milik Voldemort, namun milik Harry,
sehingga ketika Voldemort yang menggunakannya, maka tongkat tersebut tidak akan
patuh sepenuhnya jika harus menyerang pemilik sah-nya. Karena tidak ingin ada
korban lagi karena keserakahan dari kekuatan tongkat elder, maka Harry
memutuskan untuk membuang tongkat tersebut.
Epilog: Setting
maju hingga 19 tahun kemudian
Harry telah menikah dengan Ginny dan memiliki 3 orang anak:
James (diambil dari nama ayah Harry), Albus-Severus (diambil dari nama 2 kepala
sekolah Hogwarts yang sangat dikagumi Harry), dan Lily (diambil dari nama ibu
Harry)
Hermione dan Ron pun akhirnya menikah juga dan memiliki 2
orang anak: Rose (seumuran dengan anak kedua Harry), dan Hugo (seumuran dengan
anak ketiga Harry)
Setelah kejadian duel besar dengan Lord Voldemort tersebut,
kehidupan Harry berjalan layaknya orang normal, ia memiliki keluarga yang
bahagia, istri yang baik, anak-anak yang manis, teman-teman yang selalu setia,
dan yang terpenting, luka di kening Harry tidak pernah berdenyut sakit lagi.
Semuanya kini telah baik-baik saja bagi Harry.