Powered By Blogger

Senin, 29 April 2013

Proposal Ilmiah Bersifat Akademik


Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
 
Nama  : Sendy Octaviani Putri
N.P.M. : 16210444
Kelas    : 3EA13


PROPOSAL ILMIAH


 I.I Latar Belakang
Perkembangan teknologi melahirkan suatu media baru yang dapat menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat. Tak dapat dipungkiri jika teknologi masa kini berkembang sangat pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan banyak nya inovasi-inovasi yang telah dibuat pada saat ini salah satunya teknologi elektronik yaitu Televisi. TV sebagai alat penangkap siaran dan gambar, Seiring dengan berkembangnya teknologi televisi hadir sebagai sebuah kotak audio visual yang mampu menyebarkan dan menyediakan berbagai program acara untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

Dari waktu ke waktu, Televisi pun terus mengalami perkembangan baik dalam segi ukuran, bentuk, teknologi dan sebagainya. Semakin canggih teknologi yang ditemukan, maka teknologi pada televisi pun semakin berkembang. Berbagai jenis televisi sudah beredar didunia dengan fasilitas pendukung nya yang bermacam-macam seperti halnya LCD, Plasma maupun CRT semua itu terus dikembangkan demi kenyamanan para pemakai televisi. Peluang bisnis di Indonesia salah satunya yaitu dalam bisnis elektronik.

Bersamaan dengan kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai sumber informasi bagi khalayak yaitu media elektronik salah satu nya TV (Televisi). Karna saat ini hampir setiap orang memiliki televisi di tempat tinggalnya. Televisi saat ini bukan lagi sebagai barang mewah. Kini media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Pada kesempatan ini seseorang dapat membuka peluang usaha perbaikan tv dengan berusaha untuk menarik pelanggan melalui faktor yang bisa menyebabkan pelanggan itu merasa puas dengan apa yang diterimanya. 

Faktor-faktor yang dapat mendukung kepuasan pelanggan antara lain adalah kualitas pelayanan atau jasa dan harga yang terjangkau yang diberikan. Oleh karna itu teknisi harus memperhatikan kepuasan pelanggan, dengan demikian pelanggan akan kembali apabila ada kerusakan karna merasa puas dengan jasa yang diberikan.

Dalam menghadapi persaingan yang sangat pesat dalam bisnis perbaikan televisi tersebut. Grundig Service berusaha memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada pelanggan-pelanggannya. Pelayanan yang diberikan cepat dalam pengerjaan perbaikan televisi dan menetapkan harga sesuai dengan kerusakan terhadap televisi tersebut. Apabila terjadi kerusakan kembali maka pelanggan akan diberi garansi untuk dibawa kembali televisinya dengan jangka waktu 1 minggu dan tanpa biaya. Selain itu, Grundig Service berusaha memberikan “service” kepada pelanggan nya dengan menciptakan waktu pengerjaan yang efektif serta efisien dan tidak harus menunggu sampai berbulan-bulan untuk televisi tersebut dapat digunakan kembali.

Tetapi apakah pelanggan itu merasa puas atau tidak dengan pelayanan yang sudah diberikan, dengan demikian kembali pada setiap individu pelanggan. Oleh sebab itu, penulis tertarik melihat bagaimana perkembangan kedatangan pelanggan yang terjadi pada Grundig Service. Pada kesempatan ini penulis akan meneliti kepuasan pelanggan pada service televisi Grundig service dengan memberi judul : “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN JASA PERBAIKAN TELEVISI (STUDI PADA GRUNDIG SERVICE)”.

I.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah :
Apakah pelanggan Grundig Service merasa puas dengan pelayanan yang diberikan ?

1.2.2 Batasan Masalah
Penelitian ini, dibatasi pada kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pada Grundig Service, Jl. Harapan baru barat Rt 01/20 Harapan baru kec. Bekasi kab. Bekasi melalui penyebaran “Kuisioner” yang dilakukan terhadap 100 responden pada tanggal 21 Maret sampai tanggal 2 April 2013 menggunakan alat analisis Skala Likert dan Chi Squere.

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan Grundig Service. 

1.4. Manfaat Penilitian
 Dari penelitian yang dilakukan di Grundig Service, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis Penulis diharapkan lebih memahami tentang perilaku konsumen dan cara berbisnis untuk melayani pelanggan dengan baik serta mampu bersaing dengan pesaing yang ada. Penulisan ini dapat menjadi bahan referensi untuk penulis berikutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis Memberikan masukan agar pelayanan di Grundig Service dapat lebih baik dari sebelumnya dengan mengutamakan kenyamanan pelanggan.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah Perbaikan Televisi Grundig Service Jl. Harapan baru barat Rt 01/20 Harapan baru kec. Bekasi kab. Bekasi.

1.5.2. Data/Variabel
Data primer merupakan informasi data yang dikumpulkan dari para responden. Sedangkan, Data sekunder merupakan informasi data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Penulis mengadakan proses pengumpulan data menggunakan cara Field Research (Penelitian Lapangan) yaitu salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dan menerap kan beberapa metode antara lain:
1. Wawancara : Suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seseorang informan.
2. Observasi : Pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mendapat kan informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
3. Kuesioner : Metode pengumpulan data yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk pertanyaan dengan cara membagikan angket kepada responden untuk diisi guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

1.5.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karna masih harus dibuktikan kebenarannya mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis yang akan dibuktikan oleh penulis yaitu : Ho : Pelanggan merasa tidak puas terhadap pelayanan Grundig Service. Ha : Pelanggan merasa puas terhadap pelayanan Grundig Service.

 1.5.5. Alat analisis yang digunakan
Skala Likert
kala likert yaitu skala yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam penelitian berupa survey dengan mengukur setiap persepsi seseorang, fenomenal social jawaban tersebut dapat di skor (nilai).

 Uji Chi Squere
Uji Chi Squere yaitu pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi (Fo) atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan (Fe).
Dengan rumus :
X² = S (Fo-Fe)² Fe

 Keterangan :
X² = Chi Squere hitung
Dengan tingkat signifikan a = 5% = 0.05
Untuk mencari Fe digunakan rumus :
Fe = Pr x Pc x n

 Dimana :
Pr = Proporsi Baris Total Baris
 Pc = Proporsi Kolom N
= Jumlah Data

Sumber: http://ryanferdiansyah.blogspot.com/2013/04/proposal-ilmiah.html


Lain Level, Lain Tantangannya



Tulisan Bebas: Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama  : Sendy Octaviani Putri
N.P.M. : 16210444
Kelas    : 3EA13

Lain Level, Lain Tantangannya
Oleh Sendy Octaviani Putri
Bagi siswa-siswi SD, SMP, dan SMA, Ujian Nasional menjadi kata-kata keramat ditelinga mereka, ketakutan akan kata-kata tabu “TIDAK LULUS” sangat menghantui pikiran mereka di detik-detik mendekati UN, bahkan mungkin tidak sedikit dari mereka yang secara tidak sadar akan berujar “Amit-amit jabang bayi” sambil mengetuk-ngetuk kepalan tangan kanan ketika disebut-sebut seputar kata “TIDAK LULUS” itu. Banyak hal unik mewarnai perjalanan UN di Indonesia, ketika saya tengah menemani adik saya yang dirawat dirumah sakit beberapa waktu lalu, salah satu stasiun TV tengah menayangkan serba-serbi keunikan UN, ada beberapa hal lucu yang mewarnai UN, seperti ada seorang siswi yang pingsan karena tidak kuat mencium bau kotoran sapi ketika tengah mengerjakan soal UN (saya tidak tahu harus tertawa atau prihatin mendengar berita ini, sedih memang, saya tidak bisa membayangkan tekanan yang dihadapi oleh siswi malang tersebut, antara soal yang memusingkan kepala dan bau yang memilukan hati), kemudian setelah tayangan itu dilanjutkan dengan scene dua orang siswa yang tengah tidur terlentang berjajar di lantai untuk kemudian dilangkahi beberapa kali oleh seorang nenek buyut dari salah satu siswa tersebut, ada pula yang meminum air hasil cuci kaki ibunya (yang satu ini hampir semua orang sudah sering mendengarnya), kemudian ada pula seorang siswi yang meminta jampi-jampi dari dukun, anehnya siswi tersebut menyatakan bahwa setelah ia mendapatkan jampi-jampi dari dukun tersebut, kepercayaan dirinya naik pesat dan ia menjadi lebih lancar dalam mengerjakan soal UN, praktisnya itu bisa diakibatkan karena sugesti, dukun tersebut jelas-jelas tidak mungkin mentransfer ilmu aritmatika, bahasa, eksak, dan sosialnya secara gaib ke dalam otak siswi tersebut, jika dukun tersebut ahli aljabar atau bahasa, saya yakin sudah sejak dahulu ia tidak menjadi seorang dukun dan beralih profesi menjadi seorang dosen. Karena praktik dukun rawan dibasmi oleh lembaga-lembaga agama di Indonesia, tidak mungkin jika ia benar-benar mengaku sebagai “orang pintar” ia masih nekat membuka praktik perdukunan. Perasaan geli dan pilu bercampur dalam hati saya, geli karena melihat banyaknya orang-orang berpendidikan yang sesaat menjadi seperti kehilangan akal karena terdesak dan justru mencari alternatif “menggelikan” alih-alih mendekatkan diri kepada-Nya. Dan pilu karena, sebegitu dangkalnya kah pemikiran orang-orang kita? yang justru meminta bantuan kepada “orang pintar” jampi-jampi yang jam praktiknya tidak jelas dan menyesuaikan dengan waktu razia petugas penertiban, dan bukannya meminta bantuan kepada orang-orang pintar di lembaga-lembaga bimbingan belajar yang tersebar diseluruh penjuru daerah di Indonesia.
Saya yang kini notabene seorang lulusan SMA yang tengah mengenyam pendidikan di bangku kuliah merasa lega karena telah melewati fase kehidupan yang dinamakan UN tersebut, mengingat Dinas Pendidikan terus mengaplikasikan metode-metode dan sistem-sistem baru dalam pelaksanaan UN dari tahun ke tahun. Sebenarnya agak sedikit tidak adil ketika nasib kita di bangku SMA hanya ditentukan oleh tiga mata pelajaran utama, lalu bagaimana dengan pelajaran lainnya? tiga tahun di bangku SMA mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, dan ternyata hanya tiga mata pelajaran yang diujikan. Nasib naas tersebut pernah menerpa salah seorang murid yang memenangkan olimpiade matematika, ia mendapatkan nilai menakjubkan di ujian matematikanya, namun bahasa inggris menjadi batu sandunganya dalam memperoleh ijazah SMA. Saya yang pada waktu membaca majalah itu masih duduk di bangku SMP menjadi ketakutan, saya pikir bagaimana mungkin seseorang yang memenangkan olimpiade medali emas internasional (yang dapat kita artikan se-dunia) tidak lulus ujian lokal (yang dapat kita artikan se-Indonesia), pada waktu itu, saya dengan segala kepolosan anak yang baru lulus dari Sekolah Dasar berpikir, apakah setinggi itu kualifikasi untuk mengikuti Ujian Nasional SMA? Bahkan seorang siswa yang telah mengharumkan nama nusa dan bangsa di kancah internasional takluk pada kedahsyatan UN SMA, sementara pada waktu itu saya hanya memiliki piagam juara harapan menggambar tingkat SMP se-Kabupaten.
Saya teringat pada salah satu dialog bijak yang dilontarkan Sponge Bob kepada Patrick di salah satu episode “Kita tidak akan tahu sampai sejauh mana ukuran bersih ketika kita belum pernah merasakan kotor.” kurang lebih itu yang disampaikan oleh Sponge Bob, jadi bisa dikatakan kita tidak akan tahu sesulit apa suatu masalah jika kita bahkan belum pernah mengalaminya, itulah yang saya rasakan tentang UN, setelah menjalaninya sendiri dan bukan mendengarnya hanya dari cerita kakak kelas, ternyata UN SMA tidaklah sesulit apa yang saya bayangkan sewaktu SMP dulu. Kemudian sebuah ide positif menghampiri pikiran saya, mungkin secara teori hal ini secara tak langsung bisa disandingkan dengan Penulisan Ilmiah maupun Skripsi, hanya saja sedikit berbeda tingkatannya. Dengan semakin beranjaknya usia, kita tidak mungkin terus diberi asupan makanan lembut, kita harus belajar mengunyah sesuatu, kita harus merasakan kerasnya kehidupan, tantangan yang dihadapi pun semakin bertambah, itu karena Allah Yang Maha Esa percaya bahwa kita bisa melalui ini. Karena, percayalah kawan, Allah tidak akan memberi hamba-Nya ujian yang tidak bisa diatasi oleh hamba-Nya, jika kalian merasa ujian yang dilalui kalian terasa lebih berat dibanding kawan yang lain, itu karena Allah percaya bahwa kamu lebih kuat dari pada kawanmu itu. Semangat! :D

p.s. : untuk kawan-kawanku yang tengah sibuk mengerjakan Penulisan Ilmiah, semangat! Kita berjuang bersama-sama! Semoga kita semua bisa melewati satu fase ini dengan nilai yang baik, amiin! J

Bentuk Penghormatan Saya kepada Udztad Jeffry (UJe)



Tulisan Bebas: Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama  : Sendy Octaviani Putri
N.P.M. : 16210444
Kelas    : 3EA13

Bentuk Penghormatan Saya kepada Udztad Jeffry (UJe)
Oleh Sendy Octaviani Putri

Kalau saya boleh jujur, pada awalnya saya sempat tidak percaya dengan apa yang telah saya lihat dan dengar di televisi mengenai berita tentang meninggalnya Udztad Jeffry atau yang lebih dikenal publik dengan nama panggilannya, yaitu UJe.
Ketika pagi hari di hari Jum’at kelabu itu, ibu saya membangunkan saya dan tiba-tiba berkata, “Kakak kalau naik motor sekarang hati-hati ya, mama baru lihat di tivi tentang berita Udztad Jeffry meninggal karena kecelakaan motor.” Saya yang biasanya ketika dibangunkan secara tiba-tiba seperti itu bisa dipastikan hanya akan menggeliat di tempat tidur kemudian kembali memeluk guling dengan erat dan melanjutkan waktu tidur yang sempat di interupsi, namun kali ini berbeda, saya langsung bangun dari tempat tidur dan bergegas menuju ke arah televisi untuk mengecek kebenaran berita tersebut, dan benar saja, saat saya menyaksikan sebuah channel tv, banyak berita televisi yang tengah menayangkan kronologis kecelakaan yang dialami oleh Udztad Jeffry, “Innalillahi wa innailaihi raji’un” sangking hebohnya dari tadi mendengar berita tersebut saya sampai telat mengucap kalimat tersebut.
Saya pribadi turut bersedih atas kejadian ini, karena saya sendiri pernah mendengar Almarhum berceramah secara langsung ketika saya masih duduk di bangku SMA. Sebagai generasi muda, banyak dari kita yang tidak bisa mengingkari bahwa setiap jiwa-jiwa muda pasti agak malas jika harus duduk berlama-lama mendengar ceramah, hal ini bisa dibuktikan dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang menghadiri mata kuliah Pendidikan Agama Islam ketika saya sudah duduk di bangku kuliah sekarang ini, menyedihkan memang. Bukannya saya bermaksud sombong, tapi saya sendiri bukanlah tipe mahasiswi yang sering titip absen, saya bisa dibilang sangat rajin menghadiri kelas, saya selalu memegang prinsip, “Lebih baik mendengarkan dari dosen langsung dari pada harus meminjam catatan teman.” karena pada umumnya manusia lebih mudah mengingat sesuatu berdasarkan memori suara dibandingkan dengan apa yang ia baca. Sewaktu semester 1, mata kuliah Pendidikan Agama Islam di letakkkan di jam mata kuliah akhir, ketika mata kuliah sebelum PAI selesai, banyak mahasiswa yang sudah meninggalkan kelas, dan hanya menyisakan beberapa orang mahasiswa, jadi ketika dosen Pendidikan Agama Islam masuk ke dalam kelas, yang diajar oleh beliau hanyalah tersisa beberapa orang mahasiswa, saya kasihan melihatnya, mungkin dosen saya beranggapan, yang terpenting adalah kualitas pengajarannya, bukan banyaknya mahasiswa yang hadir, tapi saya sedih melihat kenyataan yang ada, saya akui, saya bukanlah orang yang terlampau relijuis, tapi dengan melihat ini, bisa ditebak seberapa tipisnya proteksi agama yang dimiliki oleh generasi muda masa kini, karena ilmu tanpa agama bagaikan seoang pria buta tanpa tongkat, dan begitupun sebaliknya. Tanda tanya besar menempel di kepala saya, mau dibawa kemana bangsa ini jika generasi mudanya saja malas hadir di kelas agama dan justru memilih menghabiskan waktu di area parkiran kampus sambil merokok? Saya tidak bermaksud menghakimi teman-teman sekelas saya, hanya saja, hal ini membuat saya penasaran dan bertanya kepada beberapa teman sekelas saya yang sering membolos pada mata kuliah agama, beberapa dari mereka dengan santai menjawab, “Kita udah belajar agama sejak SD hingga SMA, bahkan malahan udah ada yang bisa membaca iqro dari sebelum TK, apa perlu kita mempelajari agama lagi? Toh kita udah tau mana yang benar dan mana yang salah, ini hanya masalah pilihan, gue sendiri memutuskan untuk nggak ikut pelajaran agama, lantas apa dengan duduk manis sepanjang perkuliahan agama dan mengisi absensi kita akan langsung jadi orang soleh? Hadir atau nggak hadirnya gue nggak akan terlalu berpengaruh besar ke diri gue, kalo menurut gue ya.. kita tahu ini salah, tapi kita ini udah besar, nggak ada yang bisa ngelarang atau nyuruh-nyuruh kita lagi, yang akan bertanggung  jawab atas diri gue sendiri ya gue, gue tahu itu.” Begitulah kira-kira jawaban yang terlontar, sebagian dari jawaban tersebut mungkin memang tidak bisa disalahkan, namun jawaban tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalau menurut saya, menyesatkan diri dengan memilih jalan yang buruk itu namanya bukanlah pilihan tapi menyesatkan diri, yang dinamakan dengan pilihan yang sebenarnya adalah memilih yang terbaik diantara yang baik.
Mungkin yang mereka maksud adalah, ketika mereka mendengarkan mata kuliah agama, mereka sudah mengerti inti dari pembelajaran agama itu sendiri, yaitu mengajarkan kebajikan, yang mereka harapkan sebenarnya mungkin lebih ke arah bagaimana pelajaran agama bisa dikemas menjadi lebih menarik untuk disimak, hal itulah yang mampu disajikan dengan sangat apik oleh Udztad Jeffry, ceramah yang disampaikan oleh Almarhum sangat menyentuh kalbu, selain itu ceramahnya selalu diselingi dengan canda gurau yang membuat pendengarnya tidak merasa bosan, saya berkata seperti ini bukan sebagai mahasiswi yang tengah mencoba menyelesaikan tugas tulisan bebas yang diperintahkan oleh Bu dosen, tapi semata-mata sebagai seorang umat yang pernah mendengar secara langsung dan mengamati bagaimana cara Almarhum berceramah. Kalau boleh jujur, saya biasanya tidak betah berlama-lama duduk mendengarkan ceramah (kecuali untuk keperluan tugas sekolah), pasti ada saja hal yang saya lakukan sembari mengisi waktu mendengarkan ceramah tersebut, misalnya sambil memainkan handphone, ini memang tidak pantas ditiru, namun tak jarang beberapa orang tua melakukan hal yang sama. Tetapi berbeda dengan saat ketika saya mendengarkan ceramah dari Udztad Jeffry dan kawan-kawannya (pada waktu kunjungan Udztad Jeffry ke SMA saya, Almarhum turut membawa beberapa rekan penceramah bersamanya), ketika itu saya duduk di bangku barisan depan bersama beberapa teman saya, saya begitu terlarut dengan ceramah yang disampaikan oleh Almarhum, saya tidak melewatkan satu momen pun ketika itu, saya bahkan tidak berani ke kamar kecil. Ceramah yang disampaikan begitu mengalir, layaknya seorang teman yang tengah membagikan cerita kepada teman lainnya, tidak berkesan menggurui. Benar-benar seperti mendengar anak muda tengah berceramah, hanya saja yang membedakan adalah Almarhum menyampaikannya dari atas panggung. Pembawaan Almarhum yang hangat sangat terpancar kala itu, tak heran kini kita bisa melihat banyaknya orang yang menghadiri pemakaman Almarhum, mereka adalah contoh kecil dari orang-orang yang tergerak hatinya ketika mendengar ceramah yang disampaikan oleh Almarhum. Namun kini sosok hangat itu telah berpulang ke Rahmatullah, kita hanya bisa berdoa semoga Almarhum ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya. Amiin Ya Rabbal Alamiin. Selamat jalan Udztad Jeffry.

Laporan Ilmiah

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2



Nama  : Sendy Octaviani Putri
N.P.M. : 16210444
Kelas    : 3EA13


Laporan Ilmiah


Laporan ilmiah

Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan
dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Defini laporan menurut F X Soedjadi :
  1. Suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka.
  2. Salah satu cara pelaksanaan komunnikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
Macam-macam Laporan Ilmiah
Ada 3 macam laporan ilmiah, yakni :
1.      Laporan Lengkap (Monograf).
·         Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
·          Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
·         Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
·         Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai
·         Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
2.      Artikel Ilmiah
·         Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
·         Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif
·         Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
3.      Laporan Ringkas
·         Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan ilmiah memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
  2. Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
  3. Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
Secara ringkas, laporan memiliki fungsi informasi, pengawasan, pengambilan keputusan, dan pertanggung jawaban.
Sistematika Laporan
Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah :
  1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
  2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
  3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
  4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
  5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
  6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut.
Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan
2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :
ü  Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat
ü  Bab II Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
ü   Bab III Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.
ü  Bab IV Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
ü   Bab V Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
3. Bagian Penutup
ü  Daftar Pustaka
ü  Daftar Lampiran
ü  Indeks daftar istilah
 
sumber: http://dewifitriastuti.blogspot.com/2012/10/laporan-ilmiah_29.html